Selasa, 29 September 2009

Cinta dan Perjuangan

sayang ceritanya berbeda ---transaction---
by : Wahyu dede kusuma

awalnya gw berfikir saat gw baca tulisan lo boy.. gw akan mendengar cerita antara barbara novak dan catcher block dalam cerita "down with love". tapi seratus persen gw salah.. dan minus 10 persen gw benar.. kata sayang.. yang gw tulis sebagai cara untuk memantik "match" akhirnya membakar tangan gw sendiri..

jujur, gw siap saat api itu membakar semuanya.. karna gw berfikir hanya ini cara yang cukup bijak untuk membuat semuanya mulai bercerita..

setelah gw membaca tulisan lo boy.. gw bisa mengatakan bahwa lo belum sembuh dari post power syndrome.. lo terus memikirkan sesuatu hal yang paling lo kuasai di masa yang lalu.. gw bersyukur akan hal itu.. sebab mungkin memang lo "napoleon" yang akan membebaskan kami dari ketidakjelasan dan ketidakpastian saat ini..

boy.. gw g pernah berfikir jadi "napoleon".. karna dia tak berarti bagi gw.. tapi kalau untuk menjadi seorang "hitler", gw sangat siap.. bagi gw, seseorang itu butuh karakter..jika dia berkarakter maka masapun tak bisa melekangkannya.. tapi gw yakin jika ada lebih dari satu saja "hitler" maka takkan ada ukhuwah dan persahabatan.. yang ada hanya kegelisahan.. gw sangat bersyukur boy..gw pernah mengenal lo.. sebab napoleon dan hitler selalu bisa disandingkan dalam buku besar sejarah dunia..

dari tulisan lo.. gw melihat begitu menariknya cerita masa lalu lo bersama canciatti.. perjuangan yang luar biasa..

gw bersama lo hanya saat kita menyiapkan "jihad kecil" sekitar tujuh bulan yang lalu.. dan lo sudah ber"perang" lebih dari lima kali bilangan itu, bersama canciatti tentunya..

gw melihat cita-cita yang begitu besar yang tergambar pada tulisan lo..gw iri pada lo.. sebab lo bisa menuangkan cita-cita lo dalam harapan.. jujur resikonya sangat tinggi.. sebab harapan bisa memakan setiap impian.. sampai lo g ingin untuk bermimpi lagi..tapi lo berani.. terlalu berani..dan gw benar-benar g bisa mengimbanginya..

tapi satu koreksi gw buat lo..
kenapa lo menaruhnya pada ruang tabu bersama canciatti..mungkin lo sedang bernostalgia.. tapi canciatti tidak sedang berpesta.. dia sibuk menekan tuts pianonya.. tapi bukan untuk berhibur..tapi dia sedang mengukur diri, sejauh mana nada itu bisa melanjutkan impiannya..dia dibatasi ruang dan kesempatan yang tentu memaksanya untuk bertarung sehingga mungkin membuatnya lupa bahwa nada itu adalah tarian harmoni yang membuat setiap orang yang mendengarkannya larut dalam alunan kebahagiaan.

tapi gw yakin selain dimensi masa lalu lo bersama canciatti.. lo berpesan kepada kami agar kami ikut dalam episode perjuangan lo.. gw g keberatan.. maret menunggu.. lo pasti tahu itu.. mungkin tanpa canciatti saat itu.. tapi gw yakin lo g keberatan kan?? biarkan dia melanjutkan impiannya..dia berhak akan hal itu..

gw siap untuk membantu lo sebagai eksekutor rehabilitasi karakter.. tigor siap sebagai desainer terbaik untuk pesta kita saat itu.. erik, panglima perang pengatur strategi bersama lo..ada kholid "matador berani nan bijak", hanief "sang inisiator terdidik" , ida "sekuat namanya", nurul kecil "pengurus rumah tangga yang cekatan nan berani menghardik kepala keluarga sekalipun" dan sahabat-sahabat kita yang lain yang siap untuk mengerjakan pekerjaan rumah kita terakhir sebelum kita menyusul langkah canciatti..

gw g tau apakah lo mau atau tidak??

ini tawaran gw..

gw bergerak atas dasar kesepakatan dan aturan main..atau mereka menyebutnya sebagai transaksi..transaksi ini penting.. agar kita bisa saling bisa memegang janji.. tapi untuk pesta kita di bulan maret itu, gw g akan menghitungnya dalam bahasa gw.. bahasa cost n benefit analysis..atau bahasa uang.. sebab ilmu gw belum sempurna.. hal ini mengindikasikan bahwa kita bisa melakukannya dalam totalitas yang bertahap..

itu aja dari gw.. untuk kata sayang pada canciatti.. itu tanggung jawab gw.. lo nggak perlu pusing akan hal itu..seperti halnya gw juga g memikirkannya.. sebab sayang adalah cara gw untuk berbagi cerita.. seperti halnya gw ucapkan kepada laila.. kalau memang ada masalah dengan itu, gw siap menyelesaikannya..

23.30 @Maharaja Depok




To you boy, erik, tigor, kholid, mbak pipit n canciatti yang kuyakin lulus semester ini... amin ya Allah..

gw kali ini memang sedang menyalakan korek api
gw memantiknya...
tapi gw melakukannya tidak untuk membakar kebahagiaan
atau menghangatkan kesedihan
saat ini gw hanya ingin menerangi jalan..
jalan kenangan..
mungkin kita bisa saling berbagi..
berbagi cerita..
untuk satu masa saat kita akan mengingatnya
apa adanya..

To canciatti
---karna sebagai victim saat ini saya pribadi menawarkan "gift" sebagai ungkapan rasa simpati..pertama, menjilidkan skripsi.kedua, j-co saat selesai kompre. terserah mau yang mana.ini tawaran bukan paksaan. moga skripsinya lancar..jangan terganggu ---




Untuk BEM tahun ini ---box---
(gw yakin Basori telah menjadi pemenang, kenapa ?? karna dia berani mencoba)

untuk kali ini gw akan bercerita tentang BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa).. sebagian menyindir dengan Badan Eksklusif, Memmang..

pasti sulit berjuang di BEM..UI yang begitu besar harus dijamah oleh sekelumit orang yang mungkin jumlahnya tak lebih dari 1 persen penduduk UI..

saat ini basori sedang berjuang bersama toha.. begitu juga sahabat edwin dan pongki..

gw g tau sejauh mana yang mereka lakukan.. tapi yang gw tau basori pernah menawarkan gw jadi cm pusatnya dan edwin menawarkan jd cm fakultasnya..tawaran ini tentu saja dilema.. satu sisi gw harus ikut aturan jama'ah n satu sisi basori adalah sahabat gw..

tapi gw harus memilih.. yaitu memilih untuk tidak menjadi keduanya.. sebab gw tak ingin mengecewakan keduanya..

saat ini gw berdoa agar mereka semua diberi kemudahan dalam perjuangannya.. gw yakin Allah akan memberikan yang terbaik untuk sebuah institusi yang pernah mengharumkan nama bangsa.. BEM UI tercinta..

To BEM
---siapa sich lo?? ini sindiran..meskipun bisa jadi gw juga mengatakannya tapi ini benar-benar tak berarti dibandingkan perjuangan mereka ---



-iDa- a., Akew M., Pipit I., Rizki D., eric m., husNa i., tigor m., zoel z.,

Sebuah surat balasan :
By : Muhammad Isa

-- iya de, sayang ceritanya berbeda.. –

Tidak seperti biasanya, malam ini saya tidak lagi temani oleh alunan swing jazz ataupun lagu patah hati yang biasanya saya dengar untuk sekedar melemaskan neuron otak yang menegang. Sekarang ini, hentakan irama dan lonjakan kata-kata saling beradu dari rapper EBITH Beat’A yang menemani dalam kesendirian. Kesendirian memikirkan rencana kehidupan yang akan kutempuh kedepan. Banyak hal yang sedang kuimpikan. Impian untuk menggenapkan setengah agama yang tinggal 1.5 tahun lagi, impian untuk mengejar pendidikan lanjut di Ohio State University ataupun Oxford University dalam bidang public policy sebelum usia 30 tahun, impian untuk menempati puncak karier politik di usia 45 tahun, impian untuk meraih gelar guru besar di usia 55 tahun dan banyak impian dunia-akhirat lain yang masih menjadi sekedar konsepsi tentang hidup.

Menjadi manusia butuh impian, karena dengan mimpi akan melahirkan persepsi, dan persepsi akan berpengaruh akan perilaku dan tindakan. Hal itulah yang kemudian membedakan manusia dengan lainnya, bahwa manusia tanpa mimpi tidak lebih dari seonggok daging yang bisa bergerak dan berjalan. Saya sadar, banyak hal yang harus dilakukan. Banyak konsepsi-konsepsi yang harus di kongkretkan dengan sistematika yang lebih jelas. Yang pasti, perlu banyak tekad dan kerja keras untuk menggapai segala cita yang ada.

Sebagai seorang kawan, saya akan membantu dede untuk membuat cerita ini menjadi terus berlanjut, tidak terhenti ataupun menggantung.

Saya, beliau dan kita semua pun sadar bahwa kisah ini tidak akan berakhir seperti cerita cinta pada pride and prejudice, ataupun romansa antara Minke dan Annelies di Bumi Manusia-nya Pramoedya Ananta Toer. Semua berjalan sangat manusiawi dan natural. Seperti layaknya surat-surat “cinta” Kartini kepada Ny. R.M. Abendanon akan gagasannya dalam melepaskan belenggu wanita Jawa dari penindasan feodalisme kaumnya sendiri, semua surat yang saya kirimkan berkisar antara gagasan dan cita-cita, tidak lebih. Namun sayang, “surat cinta” itu tak berbalas. Seiring dengan tetesan air yang terus tumpah perlahan dari kran kamar mandiku yang rusak, saya pun akhirnya sadar bahwa tidak berbalasnya “cinta“ itu karena suatu alasan. Alasan yang sangat kuat. Sebuah alasan yang tiada siapapun berhak menggubrisnya. Termasuk saya sendiri, seorang teman yang sering menggodanya untuk sesekali mengingat romantisme perjuangan masa lalu.

Rekan,
Jangan pernah kita bicara post power syndrome dalam hal ini, karena saya pikir hal tersebut sangat tidak relevan untuk dikaitkan lebih lanjut. Apa yang saya lakukan saat ini adalah bukti atas komitmen yang telah saya ungkapkan untuk tetap berkontribusi dalam perjuangan yang kita lakukan kedepan. Sebuah komitmen untuk tetap berperan di belakang layar yang harus dipertanggungjawabkan tidak hanya kepada rekan-rekan “se-baiat”, tetapi juga merupakan sebuah pertanggung jawaban yang akan diminta laporannya oleh Alloh di hari akhir nanti. Saya pikir, komitmen adalah sebuah keputusan untuk membatasi kita dari berbagai macam pilihan yang ada. Lebih jauh lagi, komitmen bagi seorang lelaki adalah sebuah pedang yang pantang untuk disarungkan sebelum peperangan usai dilangsungkan. Begitulah sebuah prinsip yang saya yakini dan pertahankan. Saya pun tidak ragu memperjuangkan atas itu..

Terlalu mewah sebutan Napoleon yang disandangkan saudara Dede kepadaku. Mungkin, saat ini saya lebih suka disebut dengan Jack Sparrow yang tetap berjuang untuk mempertahankan hidup dengan caranya sendiri, atau Karl May yang tidak pernah lelah untuk bermimpi akan hidup dan kehidupan ditengah kebutaan yang melanda, dan atau seorang Socrates yang rela mati demi mempertahankan prinsip dan pandangannya. Bukan apa-apa saudara Dede, saya pikir perjuangan ini harus kita lanjutkan. Kesalahan masa lalu harus kita benahi. Keberhasilan yang telah dicapai harus kita lanjutkan. Itulah yang melandasi pegerakanku saat ini. Mempersiapkan generasi masa depan dan menghimpun para kesatria langit untuk berjuang bersama menegakan agama Alloh dan bersama membebaskan kita semua dari kejumudan pergerakan yang semakin akut ini.

Terkadang saya sedih, tidak ada seorangpun mengerti akan gagasan dan igauan yang kuungkapkan, terlebih lagi setelah ”ditinggalkan” oleh You Know Who. Selama ini saya hanya berpikir tentang gagasan akan perubahan dan pergerakan yang lebih progresif. Igauan akan obsesi untuk mengejar ketertinggalan inovasi dakwah yang semakin terhambat dengan kepemimpinan para ”pengantar pos”. Dan berbagai macam hal lainnya yang terus menghambat laju roda pergerakan ini. Apakah salah memiliki sebuah impian?

Rekan, dunia sekarang ini memuntut kita bergerak lebih cepat dan bekerja lebih keras dari biasanya. Lingkungan saat ini tengah mengharapkan pencerahan dari kita untuk bergerak di kalangan Grass Root secara inklusif. Seharusnya kita semua pun sadar bahwa sekarang ini Bumi sedang menunggu kita untuk melakukan kontribusi nyata dalam memberikan manfaat untuk orang lain dan lingkungan. Dan saya yakin, Langit pun merestui..

Sinergisitas kehidupan
Setiap Zaman memiliki kesatrianya masing masing. Semua hal sudah ditempatkan secara teratur, begitu juga akan takdir yang harus diambil oleh Robin Hood yang harus berjuang melawan kesewenang-wenangan pengusasa di Inggris, Joan de Arc yang harus bertempur membebaskan Prancis dari jajahan Inggris, ataupun Muhammad Al-Fatih yang ditakdirkan untuk menjadi pembabas Konstatinopel dari kekuasaan kafir. Setiap orang sudah ditempatkan berdasarkan proporsi yang terbaik. Tidak ada sesuatu yang abadi, terlebih lagi untuk sebuah kehidupan kemahasiswaan. Semua hal terus berganti dan berputar. Yang lapuk akan terganti dengan yang segar. Sang kontemporer dengan senang hati mengganti kedudukan si kolot dalam kehidupan. Kesemuanya berjalan secara alamiah, menuju sebuah sinergisitas tingkat tinggi yang dinamakan regenerasi.

Saya sadar, waktu akademisku di FEUI sudah tidak lama lagi. Kelulusan adalah impian yang umum diharapkan oleh mahasiswa tingkat akhir sepertiku. Di lain pihak, perjuangan dan kehidupan paska kampus sudah menanti di depan mata. Impian dan igauan akan masa depan pun menanti untuk di jemput. Saya hanya berpikir untuk meninggalkan sesuatu. Mewariskan sesuatu yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk terus bergerak dan melanjutkan perjuangan yang membutuhkan banyak manuver di kampus ini. Saya pun berharap ada figur seorang mujaddid dakwah yang dapat kembali menggairahkan perjuangan yang dilakukan dan membebaskan belenggu kejumudan dalam aktivitas yang seakan menjadi monoton dan basi. Sebagai seorang kawan yang telah lama saling kenal, saya pun kemudian membaginya dengan mbak Canciatti dalam hal itu, dengan menerobos ruang tabu yang “haram” untuk dimasuki. Saya pikir semuanya sah saja karena berbekal sebuah keyakinan yang telah saya ungkapkan pada paragraf sebelumnya. Tidak akan pernah ada Barbara Novak dan Catcher Block dalam kisah kali ini. Karena ia tidak akan pernah mendekati incest katanya..

Perjuangan untuk berbagi gagasan dan ide dengan beliau telah kandas dengan telaknya karena beberapa hal yang tidak dapat saya ganggu gugat – saya pun telah mengungkapkannya dalam paragraf sebelumnya. Seperti halnya yang saudara Dede ungkapkan, saya lebih menginginkan ada generasi baru yang dapat melanjutkan perjuangan dengan lebih baik dan terstrukur. Sekelompok orang yang dapat melakukan improvement dalam setiap strategi perang yang dilakukan. Sekelompok orang yang kemudian dapat menjadi Templar Knight untuk sebuah peradaban besar yang kita citakan bersama.

I Need someone who had intelligence and judgement and, most critically, a anticipate, to see around corners. I also look for loyalty, integrity, a high energy drive, a balanced ego, and the drive to get things done”
(Colin Powell)

Saudara Dede,
Saya berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh amanah yang saya pegang, dengan atau tanpa mbak Canciatti. Karena saya pikir mbak Canciatti punya prioritasnya sendiri, kita pun harus menghargainya. Tentu saya sangat terhormat ketika ada sekelompok orang yang ingin bergabung dengan saya untuk dapat concern berdiskusi dan beramal tentang cita-cita peradaban yang ingin kita gapai. Saya sangat terhormat ketika Eric dapat bersama dengan pergerakan ini untuk mencapai sebuah perubahan, Kholid dengan teori politik dan syarah Islam-nya, Tigor dan Iman dengan kemampuan melukis media-media perjuangan yang ada, Hanief dan Rahmat dengan pemikiran-pemikirannya , Ida dengan semangat karakter yang khas, Nurul kecil dengan keterus-terangannya dan tentunya anda dengan kemampuan “emengan kacrut” yang berlindung dibalik sebuah kata yang bernama “transaksi”. Sejujurnya saya juga berharap terdapat nama Nadia, Najwa, Ilman, Ardi, serta X-va yang bergabung dalam barisan diskusi ini, serta tentunya “bocah” lainnya yang berminat.

Untuk dede, lw bener-bener harus merealisasikan permintaan maaf itu bukan hanya untuk mbak Canciatti, tapi juga untuk gw! Karena gw juga merupakan victim atas kesewenangan manuver berfikir dari kumpulan informasi yang ga sempurna. Oya, juga tolong diklarifikasi dengan lebih jelas bahwa kata “sayang” itu merupakan ijtihad linguistik yang berasal dari lw, bukan gw OK!

Untuk mbak Canciatti, mbak Pipit dan setiap anggota genk “ga penting”-nya, lain waktu kita akan lanjutkan diskusi kita tentang hidup, perjuangan dan masa depan yang sering tertunda. Saya merasa sangat terhormat bisa berteman dan mengenal seseorang seperti kalian. Seorang yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang guru dan sahabat pada saat yang sama..

Terima kasih dan tetap berjuang!

1 komentar:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus