Selasa, 29 September 2009

GOLPUT

Sebuah Hak Politik untuk Tidak Memilih

We can not solve the problems by using the same kind of thinking we used
when we created them

(Albert Einstein)

Aroma persaingan, kasak-kusuk politik, dan adu strategi sudah sangat terasa akhir-akhir ini terkait dengan pelaksanaan PEMILU FEUI yang akan dilaksanakan sesaat lagi. Sebagaimana layaknya dengan kompetisi politik yang dilaksanakan dengan skala yang lebih luas, “kompetisi politik” ini selain memiliki nilai baik (political benefit), juga memiliki nilai buruk (political cost) yang harus ditanggung oleh setiap orang yang terlibat didalamnya. Benefit yang mungkin dapat diperoleh mahasiswa adalah harapan atas terakomodirnya aspirasi dan kepentingan mahasiswa dalam hal akademis dan non-akademis. Sedangkan cost yang juga harus ditanggung mahasiswa adalah kemungkinan untuk terpecah belahnya kesatuan mahasiswa FEUI dalam beberapa segmen politik (polarisasi kepentingan politik) yang tentunya dikhawatirkan akan menghancurkan value “solidarity forever” yang dimiliki oleh FEUI sebagai suatu institusi pendidikan terbaik di negeri ini.

Permasalahannya adalah political cost dan benefit tersebut tidak dapat di-trade off. Kedua hal tersebut harus diterima secara simultan. Mudahnya, dengan terlibat dalam PEMILU FEUI untuk memilih ketua BEM FEUI dan anggota BPM FEUI, para mahasiswa yang berharap aspirasi dan kepentingannya akan diakomodasi juga harus menanggung resiko atas terjadinya perpecahan di lingkungan kampus.

Tentu, sebagai insan intelektual yang berada dalam ruang lingkup fakultas ekonomi, alat analisa sederhana yang biasa kita gunakan untuk mengambil sebuah keputusan adalah cost and benefit analysis. Jelas, sebuah keputusan akan diambil oleh manusia yang rasional adalah ketika benefit yang diterima lebih besar dibandingkan dengan cost yang harus ditanggung, begitu juga sebaliknya.

Terkait dengan pemenuhan aspirasi dan kepentingan mahasiswa FEUI yang telah diamanatkan oleh mahasiswa kepada ketua BEM FEUI dan anggota BPM terpilih, sebagai mahasiswa yang rasional tentu kita harus menelaah kembali apakah sebenarnya aspirasi dan kepentingan mahasiswa telah diakomodir para “pemenang kompetisi politik” yang cukup bergengsi ini.
Hal pertama yang ingin saya singgung adalah tentang pemenuhan kebutuhan mahasiswa berkegiatan di kampus (kegiatan non-akademik). Tentunya setiap mahasiswa sadar bahwa setidaknya ada dua motif dalam melakukan kegiatan kemahasiswaan yakni memperluas network dan mendapatkan soft-skill. Disini perlu diakui secara jujur bahwa system akademik yang ada di fakultas ini tidak dapat mengakomodir keinginan mahasiswa secara optimal untuk mendapatkan soft skill yang dapat berguna untuk kehidupan paska kampus kelak. Metode Student Centered Learning (SCL) ataupun Problem Based Learning (PBL) yang disiapkan oleh pihak fakultas, masih dirasa sangat kurang dalam memenuhi kebutuhan akan soft-skill yang diharapkan, seperti bagaimana cara bekerja dalam tim, bekerja dengan tekanan, berkomunikasi dengan baik, time management, leadership skill, dan sebagainya. Dengan berkegiatan secara aktif, maka dengan metode pengajaran yang sudah ada ditambah dengan interaksi mereka dilapangan selama berkegiatan, dapat menjadi sebuah kombinasi yang baik dalam hal pemenuhan kan soft skill yang kita telah bicarakan tadi.

Pertanyaannya adalah mengapa harus menggunakan wadah BEM FEUI. Apakah tidak ada wadah lain yang dapat mengakomodasi kebutuhan tersebut di fakultas ini yang tidak menimbulkan resiko politik? Saya pikir, BO dan BSO adalah lembaga yang juga dapat mengakomodir kebutuhan tersebut dengan tanpa resiko politik yang pelik. Hal itu dapat terjadi karena pemilihan ketua pada lembaga-lembaga “non-politik” dilakukan secara internal. Kalaupun terdapat konflik antar calon ketua lembaga, dampak negatif yang terjadi tidaklah akan terlalu luas dibandingkan dengan konflik politik yang terjadi dalam PEMILU.

Beberapa contoh yang dapat diberikan adalah, bagi mahasiswa yang menyukai kegiatan jurnalistik dapat bergabung dengan kegiatan yang diselanggarakan oleh BOE. Dengan mengikuti kegiatan ini, mahasiswa bukan hanya mendapatkan soft skill, tetapi juga dapat menyalurkan minat dan bakat jurnalistik yang dimilikinya. Ataupun bagi mahasiswa yang menyukai kegiatan seni, ia dapat mendapatkan soft skill yang ia butuhkan sekaligus menyalurkan ninat–bakatnya dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh BSO BAND. Kemudian, bagi mahasiswa yang tertarik dengan kegiatan yang berkaitan dengan pengabdian kepada masyarakat, ia dapat mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh SNF misalnya, juga kegiatan keilmuan juga telah difasilitasi oleh BSO jurusan, dan begitu seterusnya dengan BO dan BSO lain yang memiliki kekhususannya masing-masing.

Hal kedua yang juga ingin saya singgung adalah sesuatu yang berkaitan dengan kenyamanan dalam mengikuti kegiatan akademik. Saya pikir, dekanat FEUI sebagai penyelenggara pendidikan tinggi telah bekerja dengan sangat baik dalam menyediakan fasilitas yang dapat menstimulus para mahasiswa FEUI untuk mendapatkan kenyamanan dalam belajar. Hal tersebut terlihat dengan pemenuhan kebutuhan akademik akan kualitas dosen dan asisten dosen yang baik, penyediaan jurnal on-line, text book di perpustakaan yang cukup melimpah, penyediaan beasiswa, fasilitas lab computer, lembaga konsultsi karir, sampai kepada penyediaan fasilitas olahraga terbaik dalam ruang lingkup universitas.

Berangkat dari kedua kebutuhan yang telah terpenuhi tersebut, pertannyaan yang relevan untuk ditanyakan kemudian adalah mengapa harus ada BEM FEUI dan BPM FEUI ketika fungsinya telah di cover oleh lembaga-lembaga lain? Mengapa harus ada subuah resiko yang ditanggung ketika resiko tersebut sebenarnya dapat di transfer (diminimalkan)? Saya pikir, saat ini, mahasiswa FEUI tidak akan terlalu khawatir apabila BEM FEUI dan BPM FEUI dibubarkankan. Toh selama ini dampak dan peran BEM FEUI dan BPM FEUI pun kurang dirasakan oleh mahasiswa terkait pemenuhan dua kebutuhan tersebut.

Dalam tulisan ini, saya hanya ingin mengatakan bahwa pemenuhan atas aspirasi dan kepentingan mahasiswa kaitannya dengan kenyamanan dalam berkegiatan akademis dan non-akademis telah mencapai titik mature. Dalam kurva Product Life Cycle (PLC), tidak ada fase lain setelah mature, selain decline. Dalam teori tersebut, jika sebuah produk yang tetap ingin menghasilkan profit, perusahaan produk terkait haruslah melakukan proses inovasi untuk tetap memperpanjang umur produknya. Dalam teori lain disebutkan bahwa perusahaan yang ingin terus berkembang harus melompat ke kurva kedua dan keluar dari zona nyamannya (kurva pertama) dengan terus memperbaiki kualitas perusahaan dan keluar dari zona nyamannya (sigmoid curve).

Dalam hal ini, saya pikir sebagian besar hal yang menjadi substansi kebutuhan mahasiswa telah difasilitasi oleh lembaga-lembaga yang ada, baik oleh BO/BSO dan pihak dekanat. Kembali berbicara mengenai cost and benefit analysis, ketika kita dapat tetap mempertahankan substansi benefit tanpa harus mengelurkan cost (perpecahan, prasangka dan juga intrik politik), itu lebih baik dibandingkan kita harus menanggung cost dan benefit-nya secara bersama-sama. Dengan kata lain, ketika kita menganggap bahwa eksistensi BEM FEUI dan BPM FEUI sudah tidak relevan lagi dalam pemenuhan kebutuhan mahasiswa, maka mengapa harus ada PEMILU dan membiarkan beberapa ribu “suara” terbuang percuma?
Dalam kompetisi politik yang akan digelar dalam jangka waktu dekat ini, saya sangat berharap bahwa siapapun calon ketua BEM FEUI dan anggota BPM FEUI yang mencalonkan diri nantinya dapat membawa perubahan atas kejumudan kegiatan kemahasiswaan yang selama ini dilaksanakan oleh BEM FEUI dan anggota BPM FEUI. Kedepan, jika dalam pemaparan politiknya sang calon tidak dapat menunjukan kepada publik akan sebuah nilai baru yang ingin ditawarkan, maka jangan ragu untuk menggunakan hak politik kita, untuk tidak memilih…

Maaf atas segala khilaf
Makoto Shishio-060300166y-katoshimaru@yahoo.com
Pengamat-The Resistance Institute-resistanceinstitute@gmail.com

2 komentar:

  1. buset..bulan september postingannya langsung buanyakk..setelah sekian lama dianggurin.hehe..

    mmm..sebagian tulisan dari blog yg multiply..ada yang tulisan pernah dimuat di mading BOE juga..

    lanjutkan kew!

    BalasHapus
  2. ada juga yang belom sempet gw post zi..
    lanjutkan!

    BalasHapus