Selasa, 29 September 2009

TENTANG UKHUWAH KITA

Refleksi atas persaudaraan aktivis dakwah kampus UI


Masih ingatkah kita akan cerita pembebasan status budak billal bin Rabah oleh Abu bakar atau mungkin cerita persaudaraan antara kaum muhajirin dan kaum anshar dimana mereka pada saat itu baru saling kenal. Inilah Islam, sebuah tatanan mulia lagi sempurna yang tidak hanya mengajarkan kepada kita akan urgensi merekonstruksi sejarah dan menciptakan peradaban, baru yang sesuai dengan nilai-nilai Alloh, tetapi juga Islam yang juga mengejarkan akan indahnya berkasih sayang dan mencintai saudara seiman. Inilah ukhuwah islamiyah.

Saat ini, istilah ukhuwwah islamiyah di kalangan para ikhwah sudah mulai berganti menjadi slogan-slogan tanpa arti. Semua pola hubungan berganti menjadi serba strukturalis, mengikuti aturan tandzim katanya. Tidak ada waktu untuk memperhatikan kesulitan saudaranya yang tengah ditimpa musibah karena amanah yang bertumpuk katanya. Tidak ada gairah untuk membantu karena tidak sesuai dengan job description lajnah katanya, dan tidak tahu informasi akan saudaranya yang kesulitan karena kesibukan jamaah katanya..

Lalu dimana ukhuwwah Islamiyah yang kita banggakan selama ini? Sebuah pola hubungan yang seharusnya dapat kita banggakan dalam persaingan ideologi modern saat ini. Sebuah aturan persaudaraan yang menjadi comparative adventage dalam sebuah pasar yang bernama peradaban. Dan kini kiranya, ukhuwah Islamiyah tidak lebih dari seonggok gagasan yang telah usang ditelan budaya kosmopolit yang semakin menjadi diantara kita, para ikhwah..

Mungkin kita harus bertanya kepada diri kita yang merasa mulia.. dimanakah otak yang cerdas itu, ketika IP (Indeks Prestasi) saudara kita menjadi pas-pasan karena beratnya beban dakwah yang harus dipinggul; dimanakah recehan uang mami-papi, ketika ada saudara kita yang senantiasa gundah ditengah kesulitan ekonomi yang semakin menghimpit; dan dimana perhatian dan kasih sayang itu, ketika ada perasaan sedih yang harus dihibur..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar