Selasa, 29 September 2009

I AM A LEGEND

I AM A LEGEND
Am I ?

Nama saya Muhammad Isa,
Saya biasa dipanggil Akew, sejak SMP dulu..
Kini saya berusia 23 tahun

Sejak kecil bapakku sering berkata bahwa jangan suka menjadi orang yang biasa-biasa saja karena kalau biasa saja, kita tidak begitu dihargai dan diperhatikan orang, bapakku juga pernah berkata agar nanti kalau sudah besar nanti jangan suka jadi seorang pekerja, jadilah sebagai seseorang yang lebih bermanfaat, seperti menjadi seorang penyedia lapangan pekerjaan, menjadi seorang wiraswasta. Menjadi seorang wiraswasta disamping memiliki penghasilan yang lebih banyak daripada hanya menjadi seorang pekerja meskipun pekerja itu menempati posisi tertinggi, tetapi juga menjadi seorang wiraswasta bisa bermanfaat untuk orang lain, sebab dalam agama saya sendiri ,Islam, disebutkan bahwa seseorang yang sukses itu bukanlah seseorang yang memiliki daya finansial yang tinggi saja tetapi juga harus bermanfaat bagi masyarakat luas atau orang yang di sekitarnya. Ucapan inilah yang selalu tertanam dalam benak saya sepanjang proses kependidikan saya. Pada waktu SMA dulu tepatnya pada kelas 2 caturwulan terakhir, setiap anak mengajukan bidang studi apa yang akan dilanjutkan pada kelas 3 nanti IPA atau IPS. Kebanyakan dari teman-teman saya berpandapat bahwa orang yang masuk kelas IPS adalah anak buangan dari kelas IPA, tetapi hal-hal semacam itu tidak membuat pendirian saya untuk masuk kelas IPS dan benar saya ditempatkan di kelas IPS untuk satu tahun mendatang.

Di kelas IPS yang jumlahnya hanya 2 di sekolah saya, SMUN 81 Jakarta, kehidupan terasa lebih menyenangkan dibanding anak-anak IPA yang selalu terlihat serius dan suntuk selepas ulangan harian ataupun ulangan umum. Disanalah saya lebih menekuni mata pelajaran IPS yang mempelajari segala sesuatu yang bersifat dinamis, tidak statis, dan disana pulalah saya lebih mengenali tentang kondisi negara kita tercinta, INDONESIA. Selama lebih dari tiga dasawarsa rakyat Indonesia ternyata telah dibohongi oleh pemerintahan rezim Soeharto. Pada pemerintahannya, negara Indonesia dibuat seakan-akan sebagai negara maju yang tidak kenal akan kata kemiskinan, kemelaratan, kebodohan, dan ketidaksejahteraan. Segala istilah istilah yang dianggap menyaktikan seperti apa yang saya sudah sebut tadi diganti dengan istilah istilah yang terkesan lebih baik ataupun lebih enak di dengar, seperti istilah miskin diganti dengan prasejahtera, desa miskin diganti dengan istilah desa tertinggal, ditangkap atau diberangus diganti dengan istsilah diamankan dan masih banyak lagi istilah-istilah yang dimanipulasi demi mempertahankan kekuasaanya. Kondisi peerekonomian bangsa indonesia juga tidak bagus, karena untuk pembangunan yang negara kita lakukan selama ini sebagian besar diperoleh dari hasil pinjaman dengan negara asing atau dari lembaga keuangan internasional seperti IMF, CGI, IBRD, dan lain-lain. Lalu bagaimana dengan pemasukan dari daerah-daerah yang terdapat di Indonesia, tidak lain tidak bukan jawabanya langsung dikorupsi oleh oknnum-oknum yang berperut gendut yang sudah terbiasa memakan apa saja yang bikan miliknya.

Melihat kenyataan yang terjadi di negara saya sendiri, rasa nasionalisme dalam diri saya mulai bangkit dengan mulai berfikir dengan cara apa saya bisa berguna untuk negara saya sendiri dengan tidak mengabaikan kesejahteraan diri dan keluarga saya sendiri. Kemudian saya teringat ucapan bapak saya akan hal-hal yang terus ditanamkan didalam pikiran saya, bahwa jadi manusia itu tidak boleh menjadi yang biasa-biasa saja tetapi juga harus bisa bermanfaat untuk orang di sekitarnya. Melihat kenyataan pahit seperti itu yang dialami oleh bangsa Indonesia, semakin meyakinkan saya akan cita-cita saya dahulu, menjadi seorang wiraswasta. Dengan persepsi seperti itu semakin jelaslah arak pendidikan saya nantinya, bahwa saya harus menjadi seorang orang yang bergelut dalam bidang ekonomi baik apakah itu Akuntansi, Manajemen, ataupun yang berhubungan dengan ekonomi pemerintahan.

Hari-hari menjelang SPMB pun sudah dekat,tidak terasa sudah H-30 hari, ketita mengikuti bimbingan belajarpun saya diarahkan untuk memilih universitas dengan jurusan yang benar-benar saya inginkan dengan tidak mengabikan syarat nilai yang diperlukan dalam memasuki universitas tersebut. Dalam hal ini saya memilih Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran dengan jurusan manajemen sebagai universitas yang saya akan masuki dikemudian hari kelak. Saya sangat menyadari untuk memasuki kedua universitas terbaik tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan usaha ekstra untuk bisa mendapatkannya, terlebih lagi pada universitas Indonesia, yang memiliki standard nilai yang cukup besar dan tentu saja saingan yang sangat banyak. Tetapi Alloh SWT telah menggariskan sesuatu yang luar biasa, kemudian pada hari pengumuman SPMB yang sangat di nantikan oleh banyak pelajar di seluruh Indonesia tercantumlah nama saya untuk menjadi calon mahasiswa Universitas Indonesia dengan jurusan manajemen. Saya pribadi dan seluruh kelarga menyambutnya dengan suka cita dan penuh rasa haru, tetapi saya menyadari bahwa nikmat yang telah diberikan Alloh SWT tidaklah mempunyai maksud dibelakangnya. Setelah hari yang sangat menentukan ini saya secara otomatis diberi tanggung jawab yang lebih besar dibanding teman-teman seperjuangan saya yang tidak berhasil mendapatkan apa yang dicitacitakannya, yaitu menjadi seseorang yang berguna bagi diri saya sendiri, keluarga, agama, masyarakat, bangsa, dan negara.

Hari demi hari berganti begitu cepat, dengan memasuki lingkungan baru yang saya tidak kenal sebelumnya, yaitu lingkungan kempus. Disana para mahasiswa tidak bisa bersantai ria untuk mendapatkan nilai yang bagus, para mahasiswa dituntut lebih proaktif dalam menjalani proses-proses yang berlangsung disekitarnya. Hal ini sangatlah berbeda dengan kehidupan di SMU dahulu dimana guru lebih berperan dalam mengurusi segala proses akademik yang kita jalani dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya kehidupan baru yang sangat berbeda membuat saya lebih terpacu untuk berbuat lebih demi Rabb yang menciptakan seluruh alam raya ini dan lingkungan baru saya yaitu lingkungan keluarga besar Universitas Indonesia.

Dengan adanya kejelasan tekad, saya berusaha untuk menjadi seorang mahasiswa yang mahasiswa yang idealis yang tidak menyimpang dari jalanNya, berusaha berperan akktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan dan UKM yang terdapat di UI, dan juga saya berharap untuk menjadi seorang mahasiswa yang berprestasi dalam lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Setelah mendaftar di UKM MAPALA UI saya berharap dapat lebih mengenal kondisi ciptaan Alloh yang sudah banyak dirusak oleh tangan-tangan jail yang tidak bertanggung jawab dan juga menjadi seseorang yang berdaya tahan tinggi meskipun berada dalam kondisi terjelekpun. Saya juga berencana untuk terlibat aktif dalam kelembagaan BEM UI yang notabene sebagai lembaga kemahasiswaan yang cukup terpandang di negri ini, dan juga melalui MSS FE UI saya akan berusaha menjadi seorang yang dapat mengatur suatu perusahaan dan juga menjadi seorang pengusaha yang dapat memberikan suatu yang lebih untuk Indonesia, sesuai dengan tujuanya, bahwa MSS didirikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak jurusan manajemen. Untuk menjadi seseorang yang berprestasi di FEUI tidaklah mudah apalagi dengan berbagai macam kegiatan yang diikutinya. Oleh kerena itu sebagai seorang mahasiswa saya harus bisa mengendalikan dan mengatur waktu yang saya miliki sehingga apa yang saya cita-citakan dapat terwujud. Bukankah di dalam Al-Quran telah diatur tentang pemanfaatan waktu dalam surat Al-Asr, dan sudah kita ketahui bersama bahwa salah seorang sahabat rasulullah, Umar bin Khatab pernah berkata bahwa waktu itu ibarat pedang’ jika kamu tidak bisa mengaturnya kelak kamu akan tertebas oleh waktumu sendiri.

Saya sangat berharap, selama 4 tahun kedepan di lingkungan FEUI saya dapat mengatur waktu saya dengan sebaik-baiknya, sehingga sebagai seorang agen perubah (agent of change) ataupun sebagai seorang yang diharapkan dapat menjadi Cadangan keras (iron stock) saya bisa terus maju dan berkembang dalam bakat dan minat saya tanpa mengesampingkan faktor akademis saya sendiri. Saya juga akan berusaha melakukan sesuatu yang dapat melatih saya dalam menerapkan disiplin ilmu manajemen yang saya geluti ini dengan melakukan usaha dagang kecil-kecilan ataupun berusaha magang di sustu perusahaan tertentu sehingga kemampuan saya dapat bertambah dan terus bertambah sehingga saya bisa menjadi sosok seorang mahasiswa UI yang tidak biasa-biasa saja, juga dapat menyenangkan orang tua saya yang telah mendidik saya dan membimbing saya hingga bisa seperti ini. Oleh kerena itu saya akan berusaha sebaik baiknya agar prosesi kependidikan saya di FEUI ini dapat berguna untuk Agama, bangsa, dan negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar